5 efek video game pada anak - Teks Definisi
5 efek video game pada anak

5 efek video game pada anak
Admin Sunday 16 April 2017
Berapa juta anak Indonesia bermain video game. Semakin banyak dan gampang didapat perangkat yang dapat digunakan untuk main game. Tampaknya, video game menjadi bentuk seni paling dominan era sekarang. Ada banyak manfaat, tapi banyak juga dampak negatif permainan ini.
Belakangan, semakin banyak data dan fakta ilmiah untuk menyimpulkan game itu baik atau buruk. Anak-anak umumnya lebih gampang dipengaruhi video game daripada orang dewasa. Katica Maric menulis untuk techfruit.com edisi 10 April 2017 tentang dampak buruk video game untuk anak berikut ini;
  1. Ancaman predator online
Karena kebanyakan game saat ini membutuhkan koneksi internet konstan untuk memainkannya, anak-anak bisa terpapar berbagai bahaya yang mengintai secara online. Bahaya ini bisa dalam bentuk predator online yang menyamar sebagai anak untuk mencari uang dengan cepat. Dengan teknologi saat ini, kemampuan konsol game untuk memata-matai anak-anak seperti sudah jadi kepastian. Umumnya, anak-anak tanpa sadar mempertaruhkan kepercayaan mereka pada teknologi tanpa menyadari bahayanya. Jadi, pastikan mengajari anak cara paling aman di dunia maya.
  1. Mengaduk perasaan agresif
Gamer dewasa mungkin cukup bisa membedakan kehidupan nyata dari fiksi sehingga bisa menyaring kebiasaan kekerasan yang menjadi ciri khas video game paling modern. Tapi, anak-anak masih memiliki prefrontal cortex yang belum cukup matang. Padahal, prefrontal cortex ini bagian dari otak yang menentukan proses pengambilan keputusan. Ada kenaikan 4% perilaku agresif pada anak-anak setelah terpapar video game kekerasan. Jika anak mulai marah tak terkendali saat main game, ini saatnya orang tua turun tangan meminta ia berhenti atau beristirahat.
  1. Kemungkinan perilaku antisosial
Selain menanamkan agresi, video game juga bisa menciptakan perasaan sosial yang palsu. Apa lagi jika anak-anak sudah mengidentifikasi diri sebagai pemain utama dalam game. Mereka bisa seolah-olah menemukan persahabatan di jagad online. Namun, perasaan persahabatan yang maya ini dapat menyebabkan depresi tak tertahankan ketika mereka harus bersaing dengan kehidupan nyata. Gangguan sosial lewat online juga sangat sering terjadi. Sekitar 12% gamer Australia mengaku mengalami cyberbully atau mendapatkan ‘lingkungan beracun’ saat main game. Ini dapat menyebabkan banyak gamer kehilangan kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang di sekitar.
  1. Cenderung bergaya hidup statis
Sebagian sangat besar game mendorong gaya hidup duduk atau tiduran tak berpindah-pindah. American Journal of Preventive Medicine edisi Oktober 2009 menemukan korelasi terukur antara bermain video game dan beberapa risiko kesehatan. Memang, klise umum tentang gamer adalah kelebihan berat badan karena banyak makan gorengan dan tenggelam dalam sofa. Nyatanya, mereka cenderung tinggal di satu tempat terus selama berjam-jam sehingga dapat mengganggu kesehatan. Maka, cobalah selalu mengajak anak-anak untuk juga tertarik pada permainan kehidupan nyata misalnya sepakbola atau basket. Gerak tubuh nyata ini bisa memberi latihan yang baik untuk tubuh serta pikiran.
  1. Cenderung menyalahgunakan uang
Memang sebagian besar game gratis atau hanya butuh sekali biaya tetap saat pembelian. Namun, saat ini banyak judul game yang mensyaratkan pembelian atau bayar terus untuk melanjutkan permainan. Psikologi di balik freemium game telah menjadi subyek banyak penelitian. Hasilnya menunjukkan, orang dewasa mungkin saja melawan godaan membeli semua jenis upgrade dalam game dan membeli perangkat pelengkapnya. Sementara, karena anak-anak jauh lebih mudah dipengaruhi, risiko penyalahgunaan uang bisa lebih tinggi. Apa lagi jika anak diberi wewenang mengelola uang sendiri. Maka, pantau terus kartu kredit atau ATM dan cegah anak mendapatkan akses ke informasi keuangan jika dia mulai membuat transaksi diam-diam.

Penting untuk dicatat, video game tidak harus dilihat sebagai hantu potensial bagi generasi mendatang. Ada banyak penelitian yang menunjukkan manfaat potensial terkait game, asalkan dilakukan sedang-sedang saja. Tentu, tanggung jawab tidak tergelincir ke dalam perilaku kompulsif ada pada pundak si pemain. Namun, jika si pemain itu masih anak-anak, maka bimbingan orangtua diperlukan untuk membantu mengetahui mana yang benar dan yang salah. (*)
Open Comment
Close Comment

0 Response to "5 efek video game pada anak"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Copyright © 2022