Tuesday, 18 April 2017
Comment
Admin
Tuesday, 18 April 2017
Berita-berita infotainment tentang kanker serviks yang diderita Julia Perez tampaknya membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit fatal itu. Setidaknya, ada ibu-ibu yang belanja di asongan pun berani saling bertanya, “Tau gak sih kanker serviksnya Jupe itu apa?”
Kanker servik tergolong berbahaya. International Agency for Research on Cancer mencatat, kanker serviks di urutan keempat dari total kanker yang diderita wanita pada 2012. Kebanyakan terjadi di negara berkembang dengan risiko tertinggi di Afrika Timur. Dari 528.000 kejadian dunia pada 2012, terdapat 266.000 kematian. Separonya.
Kanker serviks terjadi ketika ada sel-sel abnormal di bagian serviks tumbuh di luar kendali. Gejalanya antara lain; keputihan yang berbau (meski kadang tidak berbau), alat kelamin mengeluarkan darah saat bukan waktunya menstruasi, sakit dan/atau berdarah saat berhubungan seksual, rasa sakit di kawasan panggul bagian bawah, alat kelamin mengeluarkan bau yang tidak normal, dan sejenisnya.
Serviks itu sendiri berada di bagian dalam tubuh dan susah dilihat tanpa bantuan alat. Dari luar, serviks hanya bisa dideteksi lewat lubang kelamin. Tepatnya, di pangkal liang vagina sekitar 7-15 senti dari luar. Serviks ini bagian terbawah dari rahim. Bentuknya seperti donat kecil dengan lubang lebih kecil di tengah yang menghubungkan antara rahim dan vagina.
Dr Agustini Rizky Dhiniharia SpOG |
Kanker serviks umumnya disebabkan human papillomavirus (HPV). Tapi, tidak semua HPV menyebabkan kanker serviks. Yang terbanyak penimbul kanker adalah HPV tipe 16 dan 18. Beberapa yang lain hanya menyebabkan benjolan kecil yang meradang. Ada juga yang tidak menimbulkan sakit.
Sebagian besar orang tertular HPV lewat hubungan seksual.
Lalu, bagaimana menyikapi kanker serviks?
Dr Agustini Rizky Dhiniharia SpOG, dari
RSIA Kendangsari MERR Surabaya, menekankan pentingnya edukasi. “Yang terpenting ya edukasi, terutama bagi remaja, dewasa muda, atau calon pengantin, yang belum pernah melakukan hubungan seksual. Edukasi ini tentang penyebab kanker serviks, deteksi dini, dan pencegahannya.”
Untuk yang pernah berhubungan seksual, selain edukasi, perlu juga pemeriksaan rutin dengan inspeculo atau pap smear atau keduanya. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melihat langsung dengan alat dan/atau mengambil sedikit jaringan bagian dalam kelamin untuk diperiksa. Tujuannya, mengetahui lebih dini kondisi penyakit sehingga peluang penyembuhannya lebih cepat dan efektif.
Bagi yang belum pernah berhubungan seksual, pencegahan bisa dilakukan dengan vaksinasi. Di Indonesia, setidaknya ada dua merek vaksin. “Harganya masih mahal. Tapi bisa jauh lebih murah pada hari-hari tertentu. Atau, beli borongan satu paket tiga kali suntik agar lebih murah,” kata Dr Dhini.
Ibu-ibu yang sudah punya anak boleh juga vaksinasi. “Namun, dianjurkan, pap smear dulu, kata Dr Dhini.
Jika terlanjur kena, tindakan yang diambil antara lain; pembedahan untuk mengangkat bagian yang terkena kanker agar tidak merembet ke bagian lain, kemoterapi untuk mematikan sel-sel kanker dengan zat kimia tertentu, dan terapi radiasi. Tindakan yang diambil bergantung kondisi kankernya dan kondisi penderita.
Tindakan ini, selain mematikan sel kanker dan menyelamatkan bagian lain tubuh, juga bisa berdampak antara lain; rasa sakit dan tak nyaman hingga beberapa hari, gangguan sekitar alat pembuangan, perobahan respons seksual, hingga terjadinya menopause lebih awal.
Jadi, lebih baik cegah kanker serviks di awal daripada kondisinya susah di kemudian hari. (tom)
0 Response to "Ayo Tangkal Kanker Serviks Sejak Awal!"
Post a Comment