Ziryab, Anak Budak Pelopor Musik, Fesyen dan Higien

Subscribe Admin

Admin Saturday 15 April 2017

Oke lah jika sekarang kiblat mode dan kuliner ada di Eropa. Namun, jangan lupa, yang membawa kebiasaan bersih dan bergaya itu Muslim imigran di Andalusia.

Sumber Foto : internet

Namanya Abu l-Hasan Ali Ibn Nafi. Tak banyak yang diketahui tentang masa anak dan mudanya. Konon, ia dilahirkan di Mesopotamia mungkin dekat Baghdad sekitar tahun 789. Karena dijuluki Ziryab (burung hitam berkicau) atau Pájaro Negro (burung hitam), ada kemungkinan ia putra budak yang sudah dibebaskan pada era Khalifah al-Mahdi. Mungkin ada keturunan Afrika.

Karena bekerja di istana khalifah, ia mendapat pendidikan dengan sangat baik. Ia sangat suka musik, dan di bawah bimbingan musisi legendaris Ishaq al-Mawsili. Karena kecerdasannya, ia dikenal sebagai polymath; jagoan astronomi, jagoan geografi, ahli meteorologi, pakar botani, entusias kosmetik, seni kuliner dan fesyen. Semua ilmunya itu ia kembangkan dalam istana Abassiyah.

Karena intrik politik, ia terpaksa meninggalkan Baghdad. Ziryab lalu pindah ke Kairouan di Afrika Utara lalu ke Spanyol. Di tanah Spanyol yang dikuasai bangsa Arab, ia diundang istana emir Umaiyah di Cordoba pada 822. Di kerajaan baru, ia kembali mengembangkan kecerdasannya.

Di Cordoba, ia memberi banyak kontribusi bidang musik, termasuk gaya baru berlagu serta tambahan senar kelima dari ‘ud  atau gitar Arab. Ziryab membuka konservetori musik pertama di negeri itu. Ia juga membuka akademi kecantikan dan kosmetologi.

Dampaknya? Luar biasa. Sejarawan musik Julian Ribera pada 1929 menyebut, “Ziryab paham betul semua cabang literatur, kontak sosialnya kelas berpengaruh, ucapan-ucapannya sangat anggun dan dihargai, gaya pakaiannya elegan. Semua itu memberi ia segala kualitas untuk menjadi orang hebat di istana.”

Berkat Ziryab juga, orang Spanyol mengenal inovasi alat pergaulan sosial semacam pasta gigi, mencukur dan merapikan jenggot, gaya potong rambut pendek, hingga gaya pakaian berdasarkan musim. Apa yang diajarkan Ziryab pada Spanyol dan Eropa itu pada dasarnya mengikuti sunnah Rasul tentang kebersihan.

Ziryab juga dikenal sebagai pakar masakan. Ia punya pengetahuan sangat detail tentang teknik masak canggih di Baghdad. Maka, dengan izin emir, ia mengelola dapur istana Cordoba. Ia langsung merombak total seni penyajian makanan di meja seperti hingga kini berlaku di Spanyol dan sebagian Eropa.

Sebelum kedatangan Ziryab, tata cara makan di Spanyol lumayan kasar; percampuran gaya kaum Visigoth, Roma dan budaya lokal. Piring-piring untuk berbagai macam makanan ditumpuk bersama begitu saja di atas meja kayu yang kadang ditutupi taplak kasar tapi kadang tidak.

Ziryab mengajari juru masak istana bagaimana mempersiapkan bahan-bahan lezat; daging, ikan dan unggas, sayuran, keju, sup, kacang-kacangan dan buah-buahan; dalam resep yang terinspirasi masakan Baghdad. Ia memperkenalkan gulma air asparagus ke dalam sayuran untuk makan malam lezat.

Salah satu hidangan populer yang ia kembangkan adalah bola daging dan potongan segitiga kecil gorengan dalam minyak ketumbar, yang kemudian disebut taqliyat Ziryab atau ‘Sajian Goreng Ziryab.’ Lainnya adalah asado alias panggangan biji kacang bumbu, yang bertahan hingga masa modern sebagai makanan klasik Cordoba bernama ziriabí.

Dia juga dikenal karena mempelopori mode. Ia mengubah pakaian sesuai cuaca dan musim. Dia juga menyarankan pakaian berbeda untuk dikenakan pagi, sore dan malam hari.

Ziryab menciptakan deodoran untuk menghilangkan bau badan, menyarankan mandi pagi dan sore, dan menekankan kebersihan pribadi. Ziryab diyakini menemukan pasta gigi, yang dipopulerkan di seluruh Iberia terutama Spanyol. Dia membuat gaya cukur modis untuk kaum laki-laki dan menetapkan tren potongan rambut baru. Kaum kerajaan biasanya mencuci rambut dengan air mawar, tapi Ziryab memperkenalkan garam dan minyak wangi untuk meningkatkan kondisi rambut.

Share this post